Etika Berkomunikasi Yang Jarang Kita Tahu
https://aimihijrah.blogspot.com - Ada Sebuah Riwayat dari Ibnu Abbas, dia berkata, Rasulullah S.A.W memiliki
sebuah cincin dan memakainya lalu Beliau bersabda cincin ini telah
menyibukkanku dari memperhatikan kalian Sejak hari ini, aku memakainya sesaat
aku memandangnya sesaat aku melihat kalian Kemudian beliau pun melempar cincin
tersebut (H.R. An-Nasa'i)
Jadi Rasulullah itu punya cincin dan selama ngobrol dengan sahabatnya, beliau lihat cincin itu Kemudian beliau lihat sahabatnya, kemudia beliau lihat cincin itu, akhirnya stelah dilihat-lihat beliau merasa ini cincin membuat tidak fokus di dalam memuliakan sahabatnya, kemudian beliau lepas dan beliau buang.
Apa yang bisa kita ambil hikmahnya, kita sering pegang HP, kita lihat di depan kita ada orang tua, didepan kita ada anak, di depan kita
ada tamu, di depan kita ada saudara, lihat HP, kadang-kadang kita matikan,
orangtua bicara tidak diperhatikan, tamu bicara tidak diperhatikan, anak
sedang bicara tidak diperhatikan dan ini adalah tindakan yang salah, tidak
sesuai dengan yang dicontohkan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.
Ibnu Abbas berkata "ada tiga sikap yang baik ketika Aku berbicara dengan teman dudukku,
1.
Aku arahkan pandanganku
kepadanya
Jadi kalau
sedang bicara, kata Ibnu Abbas: kalau ada tamu ada rekan berbincang-bincang, kewajiban kita yang pertama adalah mengarahkan pandangan, tentu saja itu ketika kita berbicara dengan yang halal. Akan tetapi jika berbicara dengan yang bukan mahrom, tentu saja kita harus menjaga pandangan, itu akan menjadi lebih utama. Jangan risau, di Jepang saja orang ngobrol tidak saling
memandang tidak apa-apa, artinya kita bisa memandang yang halal dipandang, tapi
yang tidak halal, jaga pandangan lebih utama.
2.
Aku luaskan tempat duduk
untuk nya
Jadi Ibnu
Abbas menyampaikan bahwa tugas kita adalah membuat orang nyaman, membuat orang
leluasa dan bisa menikmati kebersamaan dengan kita, dengan membuat beliau duduk dengan nyaman.
3. Aku mendengarkan dengan
seksama apa yang disampaikan.
ini penting, ada yang namanya mendengar, ada pula mendengarkan, ini 2 hal yang berbeda, kalau mendengar hanya telinga saja
yang mendengar tapi kalau mendengarkan adalah kita memberikan perhatian fokus, merasakan apa yang disampaikannya, juga fokus menghargai apa yang
disampaikannya, sehingga kita bisa memahami apa yang di sampaikan, kalau
mendengar belum tentu memahami, nah orang itu akan senang sekali kalau kita
mendengarkan dengan antusias, Rasulullah s.a.w juga begitu, kalau ada sahabat yang bercerita
gembira, beliau ikut tersenyum, kalau ada yang menakjubkan, beliau ikut terpesona,
kalau ada yang menceritakan yang sedih, beliau ikut prihatin, Kalau ada yang
lucu, beliau tersenyum saja, tidak terbahak-bahak. Artinya jangan mengabaikan
kewajiban kita untuk menghormati, memuliakan, beradab dan berakhlak kepada
lawan bicara kita.
Ada 5 etika dalam Berbicara/Berbincang
1. fokus kepada lawan bicara.
Jangan sibuk dengan HP, jangan sibuk dengan kegiatan, jangan sibuk melihat kiri-kanan, apalagi memperhatikan barang-barang di pintu, kamar, atau hal-hal lain yang membuat lawan bicara itu merasa diremehkan, tidak diperhatikan. Fokus tidak hanya dengan postur raut muka kita saja tapi juga pikiran dan hati kita, sebagaimana Rasulullah kalau orang berjumpa dengan Rasul pulangnya tuh puas sekali dan merasa Saya adalah orang yang paling spesial di hadapan nabi, Kenapa karena Rasulullah selalu fokus walaupun beberapa saat, kalau fokus seperti kaca pembesar atau fokus matahari maka kertas akan terbakar, terbakar lah hati orang oleh rasa senang rasa bahagia dan bisa mencintai kita karena kita fokus.
2. Kalau kita berhadapan dengan orang lain jaga postur tubuh kita harus sopan.
Rasulullah tidak menjulurlkan kaki, Rasulullah
juga tidak sambil sandar-sandaran, merasa direndahkan dan diremehkan, coba
perhatikan postur tubuh kita menghadap, itu lebih baik kaki jangan diangkat
juga, posisi tangan jangan seperti orang yang sombong dan merendahkan, karena
bahasa tubuh ini pun sudah menceritakan banyak hal, semakin kita menghormati,
semakin kita akan terhormat, ini
3. Kalau dalam bicara jangan mendominasi pembicaraan.
Ingat ya, kalau kita suka terlalu banyak bicara, kita tuh
sebetulnya sedang membuka aib kita sendiri, kesombongan kita akan nampak, ujub
kita akan nampak, kedengkian kita akan nampak, kedangkalan ilmu kita akan nampak,
kebusukan hati kita akan nampak, sebaiknya secukupnya bicara, lebih banyak
menyimak, lebih banyak mendapat informasi, mendapat ilmu, itu lebih baik,
Bicaralah seperlunya dan secukupnya. Tidak harus menunjukkan kepandaian, tidak
harus menunjukkan apa-apa, kecuali kita memberikan penghormatan yang terbaik
dan ilmu, serta informasi yang diperlukan dan secukupnya,
4. Hindari kata-kata rumit yang sulit,
Kata-kat yang membuat orang tidak mengerti atau membuat orang tidak mengerti, membuat orang tersinggung atau jengkel, karena kita mengucapkan kata-kata yang menunjukkan kepandaian diri kita, mau apa? Hindarilah hal tersebut, buatlah obrolan yang lebih simpel, lebih sederhana, lebih bermanfaat, lebih jadi solusi, itu lebih utama, ya, tidak perlu ajang ngobrol ini untuk kesia-siaan, apalagi kemaksiatan, tapi ngobrol adalah sesuatu yang membawa selamat, dan jangan lupa kalau kita berbicara di dalam satu grup, satu kelompok orang,
5. Jangan berbicara yang terlalu khusus.
Misalkan,
karena kita dari Jakarta kemudian gue gue lu lu, Lu dari mana, gue dari
Tasikmalaya, jangan begitu ya, kita dalam berbahasa yang bisa dipahami bersama
tidak menimbulkan eksklusivitas diri ya, semakin kita merasa eksklusif, maka
orang lain merasa tidak jadi bagian dari pada pembicaraan bersama kita. Hindarilah
ujub, merasa paling bagus, merasa paling pintar, merasa paling spesial, Tapi
merendahlah, rendah hati itu akan membuat suasana lebih nyaman. Percayalah,
hadirin pertemuan ini, dalam obrolan ini disaksikan oleh Allah, dicatat oleh
malaikat, dan pasti ada balasannya, sehingga pertemuan harus dengan niat yang
baik, cara yang baik, agar turun keberkahan, manfaat bagi diri, manfaat bagi
yang lain, manfaat bagi dunia dan juga manfaat bagi bekal akhirat kita. Selamat
menikmati, menjaga Adab Adab di dalam berbincang bersama-sama. tetap fokus
semoga ada hikmah dan manfaat.
Post a Comment for "Etika Berkomunikasi Yang Jarang Kita Tahu"